Setelah sekian lama hanya tahu berita dari koran dan cerita teman-teman, akhirnya aku sempatkan juga sore itu ke Taman Balekambang Solo. Aku jadi penasaran dengan taman ini, yang konon dibangun pada tahun 1921 oleh Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VII sebagai tanda cinta pada kedua putrinya. Yaitu Partini dan Partinah, Taman ini sendiri memiliki luas sekitar 9,8 hektar.

Begitu sampai depan taman rasa penasaran akan dalamnya semakin tak tertahan, karena sudah 20 tahun lebih aku kenal solo dan dengar Taman Balekambang baru kali ini aku bisa melihat secara langsung. Karena dulu kesan negatif dan kumuh yang terlintas dibenakku.

Pintu gerbang dari dalam

Pintu gerbang Taman Balekambang

Begitu masuk rasa kagum sudah terlintas dibenakku, pintu gerbang yang tinggi dengan ukiran-ukiran menambah manis taman ini, cuma sayang areal parkir masih terlalu sempit, ini sedikit menganggu kalau banyak pengunjung yang memakai mobil.

Papan Nama Taman Balekambang

Papan Nama Taman Balekambang

Sebelah kanan pintu masuk kita bisa melihat papan nama taman, ini bisa menambah keindahan taman sekaligus memperjelas kepada pengunjung akan keberadaan taman ini.

Teater terbuka

Teater terbuka

Disebalah papan nama taman terdapat teater terbuka yang bisa digunakan oleh pengunjung untuk latihan teater atau sekedar olah raga karena disini ada trap tangga untuk duduk penonton yang bisa digunakan untuk turun naik. Dan kalau kita tengok kebelakang masa lalu di Balekambang dulu terkenal dengan gedung untuk pentas seni ketoprak, sampai sekarang gedung ini masih ada dan sudah direnovasi. Dan mungkin kita masih ingat bahwa di gedung ketoprak ini pula telah melahirkan tokoh srimulat yang terkenal yaitu Teguh ( alm ).

Jalan setapak menuju Taman Air Mancur

Jalan setapak menuju Taman Air Mancur

Ditengah taman ini tedapat patung dengan air mancur, disekitanya tumbuh pohon-pohon besar yang sudah berumur. Dengan ditambahnya meja kursi taman disekitarnyal lebih menambah cantiknya taman ini. Namun sayang banyak dari pengunjung yang belum membuang sampah pada tempatnya, masih sering dijumpai sampah berserakan disana-sini, di kolam air mancur bahkan diatas meja dan kursi tamanpun ada ( sungguh terlalu ). Sebetulnya ditempat tersebut sudah ada beberapa tempat sampah, tapi ya, kembali pada pola hidup pengunjung. Kalau tidak bisa merubah maka lambat laun taman ini akan semakin kelihat jorok dan sudah tidak berfungsi sebagai paru-paru kota lagi.

Disebelah barat taman kita bisa menjumpai kolam dengan patung Partinah ditengahnya. Kalau dulu kolam ini hanya sering untuk pancingan sekarang kita bisa duduk santai sambil menikmati udara segar dan kicauan burung.

Bahkan ditempat ini pula sore itu anak-anak remaja tengah berdiskusi, atau sedang mengerjakan tugas dari sekolah mereka.

Sementara di meja yang lain ada sekumpulan pemuda tengah serius mambicarakan sesuatu yang sesekali melihat dan mengutak-atik notebook di meja taman.

Sungguh pemandangan yang mustahil dapat kita lihat dulu. Bahkan hanya di film saja kegiatan semacam ini bisa kita lihat.

Dan yang menjadikan taman ini lebih sejuk adalah adanya pohon-pohon yang sudah berumur, ini bisa dilihat dari besarnya pohon atau dari tinggi pohon yang sudah jarang kita temui di Solo.

Pohon sebagai paru-paru kota

Pohon sebagai paru-paru kota

Kalau di Kebun Raya Bogor ada rusa maka di Taman Balekambang juga demikian. sedikitnya ada 3 ekor rusa yang bisa kita jumpai disana. Rusa-rusa ini menambah keindahan taman sekaligus sebagai hiburan tersendiri bagi yang mengunjungi taman ini.  Dan jangan kanget bila kesana rusa ini malah mendekati anda untuk mencari makanan, karena rusa ini tergolong jinak dan tidak mudah panik bila kita mau dekat sekedar untuk melihat, memengang bahkan tak jarang para pengunjung asyik berphoto dengan mereka.

Jadi kalau anda warga Solo atau mampir ke Solo jangan lupa mampir ke Taman Balekambang. Anda akan menemukan keindahan taman yang selama ini belum terdapat dikota Solo, dan jangan lupa membawa makanan atau buah-buahan karena anda nanti bisa memberi makan rusa sekaligus photo bareng. Siipkan…Taman Balekambang, rindang nian.